Kalau gas bocor, jangan panik!

Sebagai permulaan, saya menulis artikel ini setelah mendengar cerita mengenai kebakaran di dapur tante saya, Nina Martini Yamin. So All credit goes to her.

Rangkuman ceritanya : Tante saya tidak menyadari bahwa klep tabung gasnya bocor dan gas sudah menyebar ke seantero rumahnya. dan untungnya (Terimakasih ya Allah) tante dan om saya dibangunkan lewat mimpi bahwa gas dirumahnya bocor.

Kejadiannya pagi hari sekitar jam 3.30. Jam segitu biasanya orang belum bangun tidur/sudah bangun tapi masih ngantuk/masih mati suri, singkatnya tidak waspada. Tapi kalau bau LPG sudah menyerang, mau tidak mau harus langsung siaga. Hanya saja (konon kata tante saya) orang seringkali panik dan mengambil tindakan salah, makanya yang tadinya hanya gas bocor berubah menjadi ledakan/kebakaran.

Tips dari Tante Nina :

1) Bila sudah mencium gas bocor, langsung cabut selang dan klep gas

2) Buka seluruh jendela dan ventilasi dan biarkan gasnya keluar dari rumah.

3) Biarkan dulu kondisi apa adanya sampai baunya hilang

4) Jangan menyalakan lampu atau barang elektronik lain yang memicu loncatan arus listrik, sebab ini penyebab utama kebakaran

5) Jauhi lokasi gas. kalau perlu ngumpet di kamar atau keluar dari rumah.

6) Yang paling penting adalah : Jangan Panik!!

sebelum ledakan terjadi di rumahnya, tante dan om saya sudah mencabut selang dari tabung gas, dan membuka jendela rumah lebar-lebar. Untungnya saat itu, mereka tidak melakukan kebiasaan mencuci tangan di keran dapur, dan atau menyalakan lampu dapur untuk menemukan lokasi gas (saat kejadian, dapur dalam keadaan gelap gulita).  Setelah itu mereka balik ke kamar tidur di lantai 2. 30-40 menit berlalu barulah tante saya ke kamar mandi untuk wudhu, nah… pas wudhu itulah mesin pompa air otomatis menyala dan memicu ledakan di dapur ( untungnya mereka tidak berada disitu!). Padahal setelah setengah jam diasumsikan gas sudah keluar dari jendela rumah.

Mengingat akhir-akhir ini banyak sekali kasus ledakan tabung gas, kita mesti extra-waspada. Banyak orang tidak tahu akhirnya menjadi korban. Semoga curhat tante saya dapat memberikan tambahan pengetahuan.

Tengkyu ya Tante Nina