Suamiku selalu membuatku tertantang oleh ucapannya. Misalnya saat belanja di Supermarket, kita sedang memilih Sarden/Makerel kalengan. Saya pasti langsung mendebat, “jangan beli yang ini, Natriumnya terlalu banyak. Lebih baik beli yang ini saja” .. Itu berlangsung sejak pacaran dulu sampai sekarang. By the way, saya termasuk tipe OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) versi bahasa psikologi, yang kelewat sering mencatat detail dari setiap benda yang ditemui. Jaman dulu waktu pertukaran pelajar di Jepang, harga barang yang beda 10-20 yen menjadi amat penting (Soalnya disana, uang receh 1 yen pun bernilai, kalau disini kan Rp 100 ditukar permen, Rp 50 ga ada fungsi) sehingga kebiasaannya terbawa hingga kembali ke Indonesia.
makanya saya sering mencatat apapun itu yang ada di super market (Please deh!), apalagi makanan yang tidak boleh terlalu sering dikonsumsi tapi enak 😦 misalnya sarden. Tapi seiring berjalannya waktu, ingatan saya terhadap AKG (Angka Kandungan Gizi) tiap makanan semakin memudar, padahal waktu kuliah ingatan tajam.
Suatu ketika, saya dan suami sedang belanja di Alfamidi (sorry nyebut merk), dan beliau ingin makan sarden. Saat memasuki tempat makanan kaleng, dia bilang “yang mana yang kata kamu lebih baik?” .. waduh berasa dapat quiz dadakan dari dosen. Terus saya terdiam agak lama, karena lupa. Terus beliau bilang, “mana katanya ingat…coba kamu yang pilih”. Kemudian saya melihat satu persatu kaleng sarden itu..Akh! Rupanya ingatan saya sudah memudar.
“Yah waifu.. ternyata kamu tidak sehafal itu ya..” … Glekk.. Busyet, Gue paling ga demen digituin!!
Akhirnya sejak hari itu, saya bertekad (alah!) untuk kembali melakukan supermarket research. For My sake, and for My family sake.
Honey, I accept your challenge!!